Bendum HMI Komisariat Pers. Saintek: "Jangan Sampai LK I Formalitas Belaka !"


Bendum HMI Komisariat Pers. Saintek sedang menyampaikan pendapatnya

SEMARANG - Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Koordinator Komisariat (Korkom) Walisongo Semarang menyelenggarakan Focus Grup Discussion (FGD) Keorganisasian pada Kamis (7/2/2019) di Graha Bina Insani Lantai II, Ringin Sari II No. 06. Diskusi dengan tema “Dinamika Gerakan HMI Walisongo: Antara Peluang dan Tantangan” dihadiri oleh seluruh Ketua Umum HMI Komisariat lingkup Walisongo Semarang. 

Abdurrahman Syafrianto, panelis dalam kegiatan tersebut, mengatakan bahwa dinamika pergerakan HMI Walisongo perlu dipahami dengan analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities, and Threats). Dengan begitu, akan mudah bagi para kader dan ketum untuk menentukan solusi yang tepat.

Alwi Ahmad Sulthon, Bendahara Umum HMI Komisariat Persiapan Saintek mengungkapkan bahwa tantangan HMI Walisongo hari ini adalah pada kaderisasi. Berbicara tentang kader tidak akan ada habisnya. Ketika kuantitas memadahi, kualitasnya tidak mumpuni, begitu pula sebaliknya. 

“Kuantitas kita memang banyak, akan tetapi hal tersebut tidak dimanfaatkan sebaik mungkin. Contoh sederhana saja pasca LK I. Idealnya, setelah LK I kader baru harus dibimbing sebaik mungkin agar menjadi kader yang berkualitas. Namun, realitasnya kader baru terkesan dibiarkan, tidak dibimbing, hingga akhirnya mereka hilang satu persatu, tak berjejak. Jangan biarkan LK I kita  hanya formalitas belaka”, terang Alwi.

Lanjutnya lagi, bahwa tantangan yang paling rawan di lingkup Walisongo adalah komunikasi dan kaderisasi. Kader yang berasal dari pondok, terutama MI dan BI mendapatkan gemblengan yang lebih daripada kader luar pondok. Hal ini menimbulkan kecemburuan bagi sebagian kader luar MI dan BI yang notabene tidak mendapatkan militansi secara intensif dari senior HMI.
“Namun, yang tak kalah penting dari semua itu adalah kedisplinan yang menurun. Agenda HMI sering molor satu, dua, bahkan beberapa jam dari waktu yang telah ditentukan. Dan hal ini tak jarang membuat kesal beberapa kader luar, sehingga akibatnya perlahan-lahan mereka mulai meninggalkan organisasi ini bahkan beralih ke organisasi lain”, keluhnya.
Menurutnya, sebenarnya hal tersebut adalah permasalahan yang klasik. Solusi yang dibutuhkan pun cukup sederhana. Kuncinya ada pada kemampuan pengurus untuk merangkul dan membina kader baru agar lebih dekat kepada HMI. Masing-masing pengurus membimbing 5 sampai 10  kader yang sudah LK I agar perkaderan terus berjalan dan tidak berhenti pada LK I saja.
“Jangan sampai kader yang kita dapatkan secara susah payah ngilang begitu saja, tanpa jejak”, pungkasnya. (Red: Syarif).

Comments

  1. How to login into the casino in 2021
    Here 메이피로출장마사지 is how to do this: https://vannienailor4166blog.blogspot.com/ Step 1. Go to the apr casino website. · Click on the “Login” link on the right-hand 바카라 사이트 side. · Click on the “Login” button to enter a live chat number. · Enter the

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Jenjang Pendidikan Formal Kader HMI

Implementasi Bersyukur dan Ikhlas dalam Meneguhkan Qalbu

Memahami Surat Yusuf Ayat 2: Agar Menggunakan Akal